Pada tanggal 25 Juli di Toronto pada saat pertemuan IETF telah direkomendasikan penggunaan IPv6   atau ada yang menyebutnya dengan IPng (IP next generation) yang   dilatarbelakangi oleh keterbatasan IPv4 yang saat ini memiliki panjang   32bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan. Pengembangan IPv6, atau ada   yang menyebutkan dengan nama IP Next Generation yang direkomendasikan   pada pertemuan IETF di Toronto tanggal 25 Juli 1994 dilatarbelakangi   olehkekurangan IP address yang saat ini memiliki panjang 32 bit, akibat   ledakan pertumbuhan jaringan. 
                                                     
   
   
   
Memang   saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan   DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada   IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk   mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan   defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari   penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.. Setting otomatis stateless,   pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan   pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang   telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut   memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. 
ini   dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu   memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu   jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang   buruk. . Setting otomatis statefull adalah cara   pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan pada   host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP address,   dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada saat   melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara   router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol)   yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP   (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada   IPv4.
A.     Keamanan (IP layer privacy and authentication)
Saat   ini metode dengan menggunakan S-HTTP(Secure HTTP) untuk pengiriman   nomor kartu kredit, ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau   mengenkripsi email dengan PGP (Pretty Good Privacy) telah dipakai secara   umum. Akan tetapi cara diatas adalah securiti yang ditawarkan oleh   aplikasi. IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun Authentication   pada layer IP. Dengan memiliki fungsi sekuriti pada IP itu sendiri, maka   dapat dilakukan hal seperti packet yang dikirim dari host tertentu   seluruhnya dienkripsi. Pada IPv6 untuk Authentication dan komunikasi   terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut AH   (Authentication Header) dan payload yang dienkripsi yang disebut ESP   (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan   enkripsi kedua atau salah satu header tersebut ditambahkan.
Fungsi   sekuriti yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP  dipakai  SSL sebagai metode encripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA  sebagai  metode encripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara  tertentu  pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak ditetapkan cara tertentu  dalam metode  encripsi dan manajemen kunci. Sehingga menjadi fleksibel  dapat memakai  metode manapun. Hal ini dikenal sebagai SA (Security  Association).
Fungsi   Sekuriti pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar   sepasang host, dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar   jaringan dengan cara mengenkripsi packet oleh gateway dari 2 jaringan   yang melakukan komunikasi tersebut.
Perbaikan utama lain dari IPv6 adalah:
-       Streamlined header format and flow identification
-       Expanded addressing capability
-       More efficient mobility options
-       Improved support for options/extensions,
Kegunaan   perbaikan tersebut dimaksudkan agar dapat merespon pertumbuhan   Internet, meningkatkan reliability, maupun kemudahan pemakaian.   Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit   pada IPv4 menjadi 128 bit. 128 bit ini adalah ruang address yang   kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. 
Pada   IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang   dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4. Address IPv6   dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
-       Unicast Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada Unicast address ini terdiri dari :
-       Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis.
-       Link   Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja.  Yang  dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung  pada  satu level.
-       Address   ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address   global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan   field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local   Address digunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
B.      Struktur Unicast Address
Pada gambar di bawah dijelaskan mengenai cara kerja pengiriman packet pada
Unicast Address :
-       Multicast   (one-to-many) yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan   menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan   sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di   mulai dengan "FF" disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian   dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast   address pada IPv4 yang address bagian hostnya didefinisikan sebagai  "1",  pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast Address ini. Blockcast   address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh   gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah berdasarkan range   tujuan.
-       Anycast   Address, yang menunjuk host dari group, tetapi packet yang dikirim   hanya pada satu host saja.Pada address jenis ini, sebuah address   diberikan pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika   ada packet yang dikirim ke address ini, maka router akan mengirim packet   tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address sama. Dengan   kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling   "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast Address ini   misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS   (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada   server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke   address ini, maka router akan memilih server yang terdekat dan   mengirimkan packet tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap   server dapat terdistribusi secara merata.
C.      Struktur Packet pada IPv6
Dalam   pendesignan header packet ini, diupayakan agar cost/nilai pemrosesan   header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih real   time. Misalnya, address awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap   packet. Sedangkan pada header IPv4 ketika packet dipecah-pecah, ada   field untuk menyimpan urutan antar packet. Namun field tersebut tidak   terpakai ketika packet tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri   dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap   packet disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak   selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini   didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada   setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jikadiperlukan  diselipkan  antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini   didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga   didefinisikan bagi fungsi sekuriti dan lain-lain. Header tambahan ini,   diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header maka   header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan   berakhir pada data.
Misalnya   pada aplikasi multimedia sedapat mungkin ditransfer secepatnya  walaupun  kualitasnya sedikit berkurang, sedangkan e-mail ataupun WWW  lebih  memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real time. Router   mengelola skala prioritas maupun resource seperti kapasitas komunikasi   atau kemampuan memproses, dengan berdasar pada label alir ini. Jika  pada  IPv4 seluruh packet diperlakukan sama, maka p ada IPv6 ini dengan   perlakuan yang berbeda terhadap tiap packet, tergantung dari isi packet   tersebut, dapat diwujudkan komunikasi yang aplikatif.
D.     IPv6 Transition (IPv4 – IPv6)
Untuk   mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin   terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka   dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada   hardware jaringan, misalnya router dan server. Gambar Hosts – dual  stack  (IPv6 Transition). 
Jadi   setiap router menerima suatu packet, maka router akan memilah packe   tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router   tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
E.      Allokasi IPv6
a.      IPv6 Ready: 3Com, Epilogue, Ericsson/Telebit, IBM, Hitachi, KAME, Nortel, Trumpet
b.      Beta Testing: Apple, Cisco, Compaq, HP, Linux community, Sun, Microsoft.
c.       Implementing: Bull, BSDI, FreeBSD, Mentat, NovelL,SGI, dan lain sebagainya.
Pada   saat ini terdapat 3 Regional Internet Registries (RIR) yang telah   mengalokasikan 49 allocate IPv6 dengan perincian sebagai berikut :
a.         APNIC telah mengalokasikan 19 allokasi IPv6.
b.         RIPE NCC telah mengalokasi 21 allokasi IPv6.
c.         ARIN telah mengalokasikan 9 allokasi IPv6.
Beberapa perbandingan utama IPv4 dan IPv6 :
IPv4  |    IPv6  |   
Panjang alamat 32 bit (4 bytes)  |    Panjang alamat 128 bit (16 bytes)  |   
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4  |    Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa   menggunakan address autoconfiguration.  |   
Dukungan terhadap IPSec opsional  |    Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan  |   
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router,   menurunkan kinerja router.  |    Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim.  |   
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan   harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.  |    Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280   byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte  |   
Checksum termasuk pada header.  |    Cheksum tidak masuk dalam header.  |   
Header mengandung option.  |    Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions   header.  |   
Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk   menterjemahkan alamat IPv4 kealamat link-layer.  |    ARP Request telah digantikan oleh Neighbor   Solitcitation secara multicast.  |   
Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal   digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).  |    IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast   Listener Discovery (MLD).  | 
Saat  ini untuk request IP address dilakukan melalui lembaga yang telah  ditunjuk oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority) yang ditentukan  berdasarkan wilayah, diantaranya adalah APNIC (Asia Pacific Network  Information Center) yang khusus menangani request IP address untuk  wilayah Asia Pasifik, diantaranya wilayah yang dilayani oleh APNIC  adalah Indonesia. Organisasi serupa yang menangani kawasan Amerika  Utara, Amerika Selatan, Karibia, dan Afrika Sub Sahara adalah ARIN,  sedangkan di Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Afrika adalah RIPENCC.
IP address yang bahasa awamnya bisa disebut dengan kode pengenal komputer
pada  jaringan/ Internet memang merupakan komponen vital pada Internet,  karena tanpa IP address sudah pasti tidak akan dikenal Internet. Setiap  komputer yang terhubung ke Internet setidaknya harus memiliki sebuah IP  address pada setiap interfacenya dan IP address sendiri harus unik  karena tidak boleh ada komputer/server/perangkat network lainnya yang  menggunakan IP address yang sama di Internet. IP address adalah  sederetan bilangan binary sepanjang 32 bit, yang dipakai untuk  mengidentifikasi host pada jaringan. IP address ini diberikan secara  unik pada masing-masing komputer/host yang tersambung ke internet.
Packet  yang membawa data, dimuati IP address dari komputer pengirim data, dan  IP address dari komputer yang dituju, kemudian data tersebut dikirim ke  jaringan. Packet ini kemudian dikirim dari router ke router dengan  berpedoman pada IP address tersebut, menuju ke komputer yang dituju.  Seluruh host/komputer yang tersambung ke Internet, dibedakan hanya  berdasarkan IP address ini, jadi jelaslah bahwa tidak boleh terjadi  duplikasi. Sehingga IP address ini dibagikan oleh beberapa organisasi  yang memiliki otoritas atas pembagian IP address tersebut, seperti APNIC  (Asia Pacific Network Information Center).
Pada  IPv4 ada 3 jenis Kelas, tergantung dari besarnya bagian host, yaitu  kelas A (bagian hostsepanjang 24 bit , IP address dapat diberikan pada  16,7 juta host) , kelas B (bagian host sepanjang 16 bit = 65534 host)  dan kelas C (bagian host sepanjang 8 bit = 254 host ). Administrator  jaringan mengajukan permohonan jenis kelas berdasarkan skala
jaringan  yang dikelolanya. Konsep kelas ini memiliki keuntungan yaitu :  pengelolaan rute informasi tidak memerlukan seluruh 32 bittersebut,  melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi  rute yang disimpan di router, menjadi kecil.
Setelah  address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas  memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya. Pemberian  alamat dalam
internet  mengikuti format IP address (RFC 1166). Alamat ini dinyatakan dengan 32  bit(bilangan 1 dan 0) yang dibagi atas 4 kelompok (setiap kelompok  terdiri dari 8 bit atau oktet) dan tiap kelompok dipisahkan oleh sebuah  tanda titik. Untuk memudahkan pembacaan, penulisan alamat dilakukan  dengan angka desimal, misalnya 100.3.1.100 yang jika dinyatakan dalam  binary menjadi 01100100.00000011.00000001.01100100. Dari 32 bit ini  berarti banyaknya jumlah maksimum alamat yang dapat dituliskan adalah 2  pangkat 32, atau 4.294.967.296 alamat. Format alamat ini terdiri dari 2  bagian, netid dan hostid.
Netid  sendiri menyatakan alamat jaringansedangkan hostid menyatakan alamat  local (host/router). Dari 32 bit ini, tidak boleh semuanya angka 0 atau 1  (0.0.0.0 digunakan untuk jaringan yang tidak dikenal dan  255.255.255.255 digunakan untuk broadcast). Dalam penerapannya, alamat  internet ini diklasifikasikan ke dalam kelas (A-E).  Alasan klasifikasi ini antara lain :
1.     Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan alamat-alamat.
2.    Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum (tidak ada alamat yang terlewat).
3.    Memudahkan  pengorganisasian jaringan di seluruh dunia dengan membedakan jaringan  tersebut termasuk kategori besar, menengah, atau kecil.
4.    Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk host/router.
Perkembangan Internet dan network akhir-akhir ini telah membuat Internet
Protocol  (IP) yang merupakan tulang punggung networking berbasis TCP/IP dengan  cepat menjadi ketinggalan zaman, saat ini berbagai macam aplikasi yang  menggunakan Internet, diantaranya transfer file (ftp), surat elektronik  (e-mail), akses jarak jauh (remote access), Multimedia menggunakan  Internet, dan lain sebagainya.
Perkembangan  ini telah membuat terlampauinya kapasitas jaringan berbasis IP untuk  mensuplai layanan dan fungsi yang diperlukan. Sebuah lingkungan seperti  Internet membutuhkan dukungan pada lalu-lintas data secara real-time  maupun fungsi sekuriti. Kebutuhan akan fungsi sekuriti ini saat ini  sangat sulit dipenuhi oleh IP versi 4 atau sering disebut IPv4. Hal ini  mendorong para ahli untuk merumuskan Internet Protocol baru untuk  menanggulangi keterbatasan resource Internet Protocol yang sudah mulai  habis serta menciptakan Internet Protocol yang memiliki fungsi sekuriti  yang reliability.
Pada  tanggal 25 Juli di Toronto pada saat pertemuan IETF telah  direkomendasikan penggunaan IPv6 atau ada yang menyebutnya dengan IPng  (IP next generation) yang dilatarbelakangi oleh keterbatasan IPv4 yang  saat ini memiliki panjang 32bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan.  Pengembangan IPv6, atau ada yang menyebutkan dengan nama IP Next  Generation yang direkomendasikan pada pertemuan IETF di Toronto tanggal  25 Juli 1994 dilatarbelakangi olehkekurangan IP address yang saat ini  memiliki panjang 32 bit, akibat ledakan pertumbuhan jaringan. 
Memang  saat ini hal di atas bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan  DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada  IPv4 merupakan fungsi tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk  mensetting secara otomatis disediakan secara standar dan merupakan  defaultnya. Pada setting otomatis ini terdapat 2 cara tergantung dari  penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.. Setting otomatis stateless,  pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan  pembagian IP address, hanya mensetting router saja dimana host yang  telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut  memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. 
ini  dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu  memberikan paling sedikit 48 bit (sebesar address MAC) terhadap satu  jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan address yang  buruk. . Setting otomatis statefull adalah  cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan  pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP  address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada  saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara  router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol)  yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP  (Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada  IPv4.
A.  Keamanan (IP layer privacy and authentication)
Saat  ini metode dengan menggunakan S-HTTP(Secure HTTP) untuk pengiriman  nomor kartu kredit, ataupun data pribadi dengan mengenkripsinya, atau  mengenkripsi email dengan PGP (Pretty Good Privacy) telah dipakai secara  umum. Akan tetapi cara diatas adalah securiti yang ditawarkan oleh  aplikasi. IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun Authentication  pada layer IP. Dengan memiliki fungsi sekuriti pada IP itu sendiri, maka  dapat dilakukan hal seperti packet yang dikirim dari host tertentu  seluruhnya dienkripsi. Pada IPv6 untuk Authentication dan komunikasi  terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut AH  (Authentication Header) dan payload yang dienkripsi yang disebut ESP  (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan  enkripsi kedua atau salah satu header tersebut ditambahkan.
Fungsi  sekuriti yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada S-HTTP dipakai  SSL sebagai metode encripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai  metode encripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu  pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak ditetapkan cara tertentu dalam metode  encripsi dan manajemen kunci. Sehingga menjadi fleksibel dapat memakai  metode manapun. Hal ini dikenal sebagai SA (Security Association).
Fungsi  Sekuriti pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar  sepasang host, dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar  jaringan dengan cara mengenkripsi packet oleh gateway dari 2 jaringan  yang melakukan komunikasi tersebut.
Perbaikan utama lain dari IPv6 adalah:
-       Streamlined header format and flow identification
-       Expanded addressing capability
-       More efficient mobility options
-       Improved support for options/extensions,
Kegunaan  perbaikan tersebut dimaksudkan agar dapat merespon pertumbuhan  Internet, meningkatkan reliability, maupun kemudahan pemakaian.  Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit  pada IPv4 menjadi 128 bit. 128 bit ini adalah ruang address yang  kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. 
Pada  IPv6 bagian kontrol routing pada address field disebut prefix, yang  dapat dianggap setara dengan jaringan address pada IPv4. Address IPv6  dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
-       Unicast Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada Unicast address ini terdiri dari :
-       Global, address yang digunakan misalnya untuk address provider atau address geografis.
-       Link  Local Address adalah address yang dipakai di dalam satu link saja. Yang  dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada  satu level.
-       Address  ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum mendapat address  global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan "FE80" dan  field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local  Address digunakan pada pemberian IP address secara otomatis.
No comments:
Post a Comment