Seminar Of
Phobi Kevin
Dari seminar ini saya mendapatkan banyak hal
yang belum saya ketahui, dan seminar ini bukan sama halnya seperti seminar pada
umumnya, tapi seminar ini memang beda sesuai dengan buku yang ditulis bang Kevin
ini, seminar ini memberikan permainan agar kita tidak bosan, mempraktekkan ilmu
yg disampaikan dengan keadaan sekarang. Insyaallah ilmu dan contoh yang
disampaikan dapat saya dan bagi para pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan
kita, terutama bagi seorang guru dan pemimpin. Ok, langsung saja saya uraikan
sedikit ilmu yang disampaikan, semoga dapat bermanfaat, amin.
Kreatifitas merupakan sebuah karya tanpa
batas.
Bagi para calon guru dan yang sudah menjadi
seoarang guru, maka perlu menerapkan dari creative teaching ini.
Saran kepada calon guru atau yang akan PLK,
pada pertemuan pertama, sampaikannlah sebuah perumpamaan dari sebuah botol yang
setengah berisi, karna botol yang setengah berisi dikaitkan dengan, apa yang
kita terima dari guru, tidak merasa sudah penuh dan benar ilmu yang didapatkan,
namun hanya sedikit yang didapatkan, dengan itu siswa tersebut akan lebih
semangat dan termotivasi untuk mempelajari ilimu yang didapatkan lebih lanjut.
Cara membangun hubungan baik dengan siswa:
Ada 3 cara untuk membangun hubungan dengan
siswa, diantaranya:
Building Rapport, Presentasi Kreatif, Strory
Telling(VAK).
1.
Membangun hubungan sejak awal pertemuan.
Dalam perkenalan
awal dengan siswa,kita tidak perlu formal, dengan menyebutkan nama. Dsb. Namun untuk
memperkenalkan diri kepada siswa bisa dengan cara yang elegant , yang membuat
seluruh siswa tertarik pada pertemuan pertama dengan kita.
Bisa dengan membuat
gambar, cerita dsb.
Misalnya pada saat masuk
kelas, kita sebagai guru melihat antusias siswa, ataupun ada siswa yang lemas
atau sakit, berikan perhatian kepada mereka secara umum, agar mereka tidak
malas dengan kita.
Selanjutnya, pujilah setiap keberhasilan kecil siswa, yang
membuat mereka semua lebih terpacu dan semangat belajar, pelajari sikap
perbuatan menyimpang yang dilakukan, ini dilakukan secara umum, adapun memuji
dan member perhatian kepada siswa yang menyimpang itu, dibelakang semua para
siswa, untuk member semangat dan menasehati mereka.
Berfikir positiflah apapun yang dihadapi, misalnya dalam
menghadapi siswa yang menguji keteguhan dan emosi kita.
Praktekkan lah teknik “i2a” yaitu ikuti mereka.ikuti mereka dan
arahkan mereka (pacing-leading), cari hal-hal yang mereka setuju tentang
pernyataan tersebut,
Walaupun kenyataannya
kita tidak suka dengan yang mereka sukai, contoh: kita tanyakan kepada murid,
apakah pelajaran matematika sulit bagi anak-anak ibuk semua? Jika jawabannnya
ya, lanjutkan lagi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran dan ilmu
yang akan kita sapaikan, namun mereka tidak menyukainya.dan jawablah seperti
yang mereka inginkan atau sama dengan mereka. Jika mereka mereka sudah senang dengan
beberapa pernyataan yang kita tanyakan, atau pacing.
Lalu masukkan sampaikan
tujuan kita, berikan pemahaman yang membuat mereka semua, merubah paradigm dari
yang sebelumnya, contohnya: seperti pelajaran matematika tadi, katakan, sebenarnya,
dulu ibuk sangat membenci dan bosan dengan matematika ini, namun setelah ibuk
senangi, pelajari semakin ibuk butuh dan susah melupakannya.
Atau contohnya, “ Semakin
kita mengejar matahari, semakin jauh dan tak pernah sampai kita rasakan, semakin
ia lari, tapi jika kita nikmati hingga ia tenggelam, semakin kita nikmati
sampai tenggelamnnya, begitu juga dengan pelajaran …. Ini, semakin kita benci
maka kita takkan menemukan nikmat dan kemudahannya, namun jika kita nikmati
maka kita akan semakin disinarinya dan menemukan kesengan mempelajarinya ”
2.
Presentasi Kreatif(VAK)
Yaitu gabungan dari
Visual(Mata), Auditory(Telinga), dan Kinestetik(Kulit).
Lebih dari 50persen oaring
didunia akan terpengaruh oleh visual atau yang terlihat.
Dalam memberika ilmu atau
menyampaikan materi yang akan kita sampaikan kepada siswa atau audience, kita
harus memadukan ketiga indra tesebut, karena, semakin komplit ketiga unsure tersebut
digabungkan, akan lebih lama siswa kita mengingat ilmu yang disampaikan
tersebut, jarang guru ditemukan yang kreatif dalam mengajar, yang pandai
membuat perpaduan unsure tersebut, banyak diantaranya yang kita temukan seorang
guru yang hanya ahli menerangkan secara auditory tanpa visual dan kinestetik.
Dalam memberikan materi
jangan hanya selalu terpaku oleh kurikulum yang formal dan umumnya tanpa
kreatif dari kita sebagai guru, tapi, sampaikanlah sekreatif mungkun yang
membuat siswa tidak bosan, bisa saja dengan cerita yang menampilkan gambar atau
kita yang mempraktikkannya secara langsung.
3.
Strory Telling, Metaphore, Hypnotic Language Pattern.
Story Telling
atau kekuatan dari cerita yang membuat audience atau siwa kita terpengaruh.
Dalam mengajar,
berikannlah cerita, sampaikanlah yang membuat mereka terharu, termenung dan
termotivasi dengan cerita yang kita sampaikan, lebih bagus sekali memakai
ketiga unsure VAK tadi, tampilkan gambar, ceritakan alurnya dengan irama yang
sesuai, maka pendengar atau siswa kita terpengaruh.
Misalnya juga
mencontohkan seorang Alfa Edison yang dulunya bodoh, namun dia bisa menemukan
lampu yang kita pakai saat sekarang ini, dengan ini bisa membuat mereka
termotivasi.
Metaphore,
ini juga memberikan sebuah cerita yang dikaitkan dengan sebuah perumpamaan,
misalkan perumpamaan sebuah motivasi yang digambarkan seekor binatang yang
gigih dsb.
Language Pattern ini merupakan kata kata yang
membuat pendengar terpengaruh. Dan mau untuk melakukannya, contohnya: Bisakah
dilepaskan jamnya.
maka tanpa disari audience akan melepaskan jamnya, padahal kita tidak menyuruh
untuk melepaskan, namun pertanyaan pilihan ya dan tidak.
Hanya inilah
lebih kurang yang dapat saya tarik dari seminar “Creative Teaching ” ini,
semoga bermanfaat.