Sunday, April 22, 2012

Creative Teaching

Seminar Of Phobi Kevin
Dari seminar ini saya mendapatkan banyak hal yang belum saya ketahui, dan seminar ini bukan sama halnya seperti seminar pada umumnya, tapi seminar ini memang beda sesuai dengan buku yang ditulis bang Kevin ini, seminar ini memberikan permainan agar kita tidak bosan, mempraktekkan ilmu yg disampaikan dengan keadaan sekarang. Insyaallah ilmu dan contoh yang disampaikan dapat saya dan bagi para pembaca mempraktekkannya dalam kehidupan kita, terutama bagi seorang guru dan pemimpin. Ok, langsung saja saya uraikan sedikit ilmu yang disampaikan, semoga dapat bermanfaat, amin.
Kreatifitas merupakan sebuah karya tanpa batas.
Bagi para calon guru dan yang sudah menjadi seoarang guru, maka perlu menerapkan dari creative teaching  ini.
Saran kepada calon guru atau yang akan PLK, pada pertemuan pertama, sampaikannlah sebuah perumpamaan dari sebuah botol yang setengah berisi, karna botol yang setengah berisi dikaitkan dengan, apa yang kita terima dari guru, tidak merasa sudah penuh dan benar ilmu yang didapatkan, namun hanya sedikit yang didapatkan, dengan itu siswa tersebut akan lebih semangat dan termotivasi untuk mempelajari ilimu yang didapatkan lebih lanjut.
Cara membangun hubungan baik dengan siswa:
Ada 3 cara untuk membangun hubungan dengan siswa, diantaranya:
Building Rapport, Presentasi Kreatif, Strory Telling(VAK).
1.      Membangun hubungan sejak awal pertemuan.
Dalam perkenalan awal dengan siswa,kita tidak perlu formal, dengan menyebutkan nama. Dsb. Namun untuk memperkenalkan diri kepada siswa bisa dengan cara yang elegant , yang membuat seluruh siswa tertarik pada pertemuan pertama dengan kita.
Bisa dengan membuat gambar, cerita dsb.
Misalnya pada saat masuk kelas, kita sebagai guru melihat antusias siswa, ataupun ada siswa yang lemas atau sakit, berikan perhatian kepada mereka secara umum, agar mereka tidak malas dengan kita.
      Selanjutnya, pujilah setiap keberhasilan kecil siswa, yang membuat mereka semua lebih terpacu dan semangat belajar, pelajari sikap perbuatan menyimpang yang dilakukan, ini dilakukan secara umum, adapun memuji dan member perhatian kepada siswa yang menyimpang itu, dibelakang semua para siswa, untuk member semangat dan menasehati mereka.
      Berfikir positiflah apapun yang dihadapi, misalnya dalam menghadapi siswa yang menguji keteguhan dan emosi kita.
      Praktekkan lah teknik “i2a” yaitu ikuti mereka.ikuti mereka dan arahkan mereka (pacing-leading), cari hal-hal yang mereka setuju tentang pernyataan tersebut,
Walaupun kenyataannya kita tidak suka dengan yang mereka sukai, contoh: kita tanyakan kepada murid, apakah pelajaran matematika sulit bagi anak-anak ibuk semua? Jika jawabannnya ya, lanjutkan lagi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran dan ilmu yang akan kita sapaikan, namun mereka tidak menyukainya.dan jawablah seperti yang mereka inginkan atau sama dengan mereka.  Jika mereka mereka sudah senang dengan beberapa pernyataan yang kita tanyakan, atau pacing.
Lalu masukkan sampaikan tujuan kita, berikan pemahaman yang membuat mereka semua, merubah paradigm dari yang sebelumnya, contohnya: seperti pelajaran matematika tadi, katakan, sebenarnya, dulu ibuk sangat membenci dan bosan dengan matematika ini, namun setelah ibuk senangi, pelajari semakin ibuk butuh dan susah melupakannya.
Atau contohnya, “ Semakin kita mengejar matahari, semakin jauh dan tak pernah sampai kita rasakan, semakin ia lari, tapi jika kita nikmati hingga ia tenggelam, semakin kita nikmati sampai tenggelamnnya, begitu juga dengan pelajaran …. Ini, semakin kita benci maka kita takkan menemukan nikmat dan kemudahannya, namun jika kita nikmati maka kita akan semakin disinarinya dan menemukan kesengan mempelajarinya ”
2.      Presentasi Kreatif(VAK)
Yaitu gabungan dari Visual(Mata), Auditory(Telinga), dan Kinestetik(Kulit).
Lebih dari 50persen oaring didunia akan terpengaruh oleh visual atau yang terlihat.
Dalam memberika ilmu atau menyampaikan materi yang akan kita sampaikan kepada siswa atau audience, kita harus memadukan ketiga indra tesebut, karena, semakin komplit ketiga unsure tersebut digabungkan, akan lebih lama siswa kita mengingat ilmu yang disampaikan tersebut, jarang guru ditemukan yang kreatif dalam mengajar, yang pandai membuat perpaduan unsure tersebut, banyak diantaranya yang kita temukan seorang guru yang hanya ahli menerangkan secara auditory tanpa visual dan kinestetik.
Dalam memberikan materi jangan hanya selalu terpaku oleh kurikulum yang formal dan umumnya tanpa kreatif dari kita sebagai guru, tapi, sampaikanlah sekreatif mungkun yang membuat siswa tidak bosan, bisa saja dengan cerita yang menampilkan gambar atau kita yang mempraktikkannya secara langsung.
3.      Strory Telling, Metaphore, Hypnotic Language Pattern.
Story Telling atau kekuatan dari cerita yang membuat audience atau siwa kita terpengaruh.
Dalam mengajar, berikannlah cerita, sampaikanlah yang membuat mereka terharu, termenung dan termotivasi dengan cerita yang kita sampaikan, lebih bagus sekali memakai ketiga unsure VAK tadi, tampilkan gambar, ceritakan alurnya dengan irama yang sesuai, maka pendengar atau siswa kita terpengaruh.
Misalnya juga mencontohkan seorang Alfa Edison yang dulunya bodoh, namun dia bisa menemukan lampu yang kita pakai saat sekarang ini, dengan ini bisa membuat mereka termotivasi.
Metaphore, ini juga memberikan sebuah cerita yang dikaitkan dengan sebuah perumpamaan, misalkan perumpamaan sebuah motivasi yang digambarkan seekor binatang yang gigih dsb.
       Language Pattern ini merupakan kata kata yang membuat pendengar terpengaruh. Dan mau untuk melakukannya, contohnya: Bisakah dilepaskan jamnya.
maka tanpa disari audience akan melepaskan jamnya, padahal kita tidak menyuruh untuk melepaskan, namun pertanyaan pilihan ya dan tidak.
Hanya inilah lebih kurang yang dapat saya tarik dari seminar “Creative Teaching ” ini, semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment